Rabu, 29 September 2010

I Love Diversity, Coz I Live in Indonesia

Temans, saya sedang gelisah tak menentu nih.. *halah* Alasannya saya sedang mempertanyakan tentang arti keberagaman di negara ini. Iya, keberagaman yg bahasa inggrisnya diversity itu.

Pasalnya begini, semenjak heboh2nya kasus FPI yang menentang diselenggarakannya Q! Film Festival serta kasus dibacoknya pendeta dan jemaat HKBP Bekasi itu. Saya jadi mempertanyakan, apa iya.. masih ada keberagaman di negara Indonesia tercinta ini. Lah wong, setiap ada perbedaan pinginnya selalu saja disamakan.


Hhmm.. jadi bertanya-tanya, apa iya sila ke-3 dari Pancasila itu masih ditegakkan. *yang gak apal, diinget2 ya bunyinya gimana* Apa bisa juga, negara Indonesia ini mo disama-ratakan semuanya sampe ke akar2nya. Mulai dari agama - sehingga ada banyak kasus kekerasan yg enggak perlu saya sebutkan. Lalu suku - sehingga ada perang antar suku hanya karna sengketa yang sebenernya bisa diselesaikan baik-baik. Dan yang paling anyar, tentang orientasi seksual yang berbeda.

Yah! Saya katakan "berbeda" bukan "menyimpang. Alasannya, saya ini manusia biasa dan bukan Tuhan. Saya tidak berhak mengatakan bahwa ini benar, itu salah. Itu benar, ini menyimpang. Dan sebagainya.

*sekarang saya mulai serius nihh..* Saya bukanlah seorang homoseksual (queer) alias lesbi *ya,iyalah..kan cewek* Tapi yang saya tahu, seorang homoseksual itu sebenarnya juga tidak menginginkan hal itu terjadi pada dirinya. Sapa sih yang bisa request ke Tuhan untuk dilahirkan dari ibu yang mana? Enggak ada yang bisa kan? Nah.. begitu pula dengan kasus orang-orang homoseks ini. Mereka juga tidak bisa meminta pada Tuhan untuk tidak menjadikan mereka seperti itu.

Lalu, apa itu semacam takdir menjadi seorang homoseks? Yaah.. untuk beberapa case bisa jadi seperti itu. Meski saya bukan orang biologi yang bisa tahu susunan DNA seorang homoseks itu berbeda. Dan saya juga bukan orang psikologi yang bisa mentreat orang homoseks supaya menjadi heteroseks.

Tapi yang saya maksud dari tulisan yang sudah mulai ngladrah ini adalah bahwa saya mendukung Q! Film Festival. No matter orang-orang di luar sana mo bilang apa. Tapi saya yakin festival ini adalah supaya kita menghargai perbedaan2 yang ada di bumi ini dan di negara Indonesia tercinta pada khususnya. Apalagi pesan tentang pencegahan HIV/AIDS juga menjadi topik utama dalam festival ini.

So... Saya tunggu Q! Film Festival ini di Jogja. Setau saya itu tanggal 11-15 Oktober. Duhh.. jadi gak sabar. Tapi tempatnya belum tahu nih.. Kalau teman-teman ada yang tahu infonya, saya dikabar-kabari ya.. Selamat menikmati film-film bertema Queer. *sstt.. saya punya 1 tumpuk dvd film queer as folk nih. cowoknya ganteng2 bo!*
baca selengkapnya......