Senin, 21 Februari 2011

Positive Social Networking


Gabung di social networking itu sama seperti kalian ikutan ajang pencarian bakat. Kalau di social networking, setiap kalian pasang status, kalian harus siap untuk dikomentari teman-teman kalian, baik itu negatif ataupun positif. Sedangkan kalau di ajang pencarian bakat, setiap kalian menunjukkan bakat kalian, kalian pun harus siap juga untuk dikomentari juri-juri, baik itu negatif ataupun positif. Kalau kalian belum siap untuk dikomentari, lebih baik putuskan saja tidak usah bergabung di social networking ataupun ajang pencarian bakat. Lebih baik, tulis semua uneg-uneg di buku harian dan kunci rapat-rapat. Atau nyanyi teriak-teriak saja di kamar mandi, tanpa didengar oleh produser musik.


Jumlah pengguna internet di Indonesia ini sudah melebih jumlah rakyat miskin di negara ini. Dan coba saja dihitung, pasti rata-rata mereka bergabung di social nerworking. Bisa saja Facebook, Youtube, Foursquare, dan yang lagi marak… Twitter. Bagi kita, termasuk saya.. mungkin social networking ini sangat membantu, mengusir sepi dan kebosanan, mencari teman lama, promosi, pekerjaan, dan buku harian.

Ya, saya katakan buku harian. Buku harian yang kedekatannya melebihi kita dengan orangtua, apalagi dengan Tuhan. Bagaimana tidak, kalau setiap aktivitas kita dilaporkan via social networking tersebut. Setiap emosi kita, senang atau sedih, jengkel atau marah, selalu diungkapkan di situ. Padahal kalau di rumah, kita selalu menutup hati dan mulut untuk bercerita pada makhluk hidup yang lebih dekat, dengan dalih, “mereka tidak bisa mendengarkan saya, karena selalu membantah.” Padahal kenyataannya, dengan Tuhan yang tidak mungkin akan membantah pun, kita tidak pernah update status ke Dia. Dalam seminggu, puluhan status terunggah, sedangkan curhatan batin kita melalui doa pada Tuhan, tersangkut di tenggorokan.

Saya menulis ini, bukan karena saya anti social networking. Sesungguhnya, saya ini juga social networking addict. Tetapi, semakin bertambahnya tahun & menjamurnya social networking, saya melihat “penyimpangan” yang bikin saya gemes. Rasanya, cenat cenut tiap baca timeline di social networking saya.

Jujur saja, akhir-akhir ini saya sebal dengan timeline yang dikotori oleh status dan kicauan yang kotor. Makian, marah, keluhan, kalimat-kalimat yang hiperbola alias lebay, kalimat dengan tanda seru banyak yang saya intepretasikan marah-marah, uneg-uneg yang lama-lama bikin eneg, dan sebagainya.

Okey, mungkin bagi sebagian dari kita ada yang merasa bahwa, “Ini akun gue, suka-suka gue dong mau ngapa-ngapain. ”

Dalam hati saya, “Kalo begitu, suka-suka gue juga dong.. Mau nge-block atau unfollow akun lu. Asalkan syaratnya pertemanan kita tetap berlanjut di dunia nyata.”

Yaa.. Saya hanya berusaha mengajak teman-teman untuk menjadi orang yang positif, di mana pun kita berada. Baik di kantor, di kampus, dan juga di social networking. Ingat, akun kita ini merupakan cermin pribadi kita.. Dan bisa jadi headhunter ada di mana-mana dan sedang mengincar pribadi-pribadi yang positif untuk kesempatan emas lebih bisa maju lagi dalam kehidupan. Jadi, lebih baik berhati-hatilah dalam memasang status dan kicauan.

Saya tidak melarang mereka untuk mengeluh, marah-marah, ataupun makian. Tapi… ketika itu diungkapkan berkali-kali, setiap hari, setiap detik, setiap waktu. Sungguh, saya semakin kasihan pada mereka. Di situ marah, di sini marah, begini marah, begitu marah. Itu artinya bukan orang lain atau situasi yang salah, tetapi pribadi mereka yang bermasalah.

Dan yang terakhir adalah, social networking ini sifatnya tertulis. Mudah sekali terjadi kesalahpahaman. Salah-salah, bisa jadi kehilangan teman. Jadi, lebih baik berhati-hatilah dalam menulis status atau memasang komentar. Masih mending kalau pertengkaran yang terjadi, nah.. kalau dipecat dari pekerjaan, dikeluarkan dari sekolah, dihujat orang-orang setanah air? Sudah banyak contoh terjadi, bukan? Semoga tidak pernah terjadi pada saya ataupun kalian ya..

Jadi, mari kita berjejaring sosial dengan positif yang membangun dan menghibur, dan bukan yang justru membuat dahi cenat-cenut karena uneg-uneg yang lama-lama bikin eneg.

baca selengkapnya......